ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Dua gunung Ceranus Tholus dan Uranius Tholus di belahan utara Planet Mars
KOMPAS.com - Masyarakat
dunia baru saja memperingati 50 tahun penerbangan manusia ke antariksa.
Berbagai kalangan, memuji keberanian Yuri Gagarin, kosmonot asal Rusia
yang menjadi aktor dalam misi penerbangan manusia ke antariksa
menggunakan Vostok 1, 12 April 1961 lalu.
Di tengah perayaan itu,
terbersit satu pertanyaan. Jika penerbangan antariksa menjadi begitu
maju 50 tahun setelah misi Gagarin, lalu bagaimana dengan penerbangan
antariksa 50 tahun ke depan? Bagaimana kemajuan teknologi, wilayah
penelitian dan fenomena yang mungkin muncul?
Laporan
Space.com
mengungkap bahwa perubahan besar akan muncul di masa mendatang.
Perusahaan komersial akan mengambil alih operasi di dekat Bumi,
sementara NASA dan lembaga antariksa lainnya bisa melakukan misi lain,
mengirimkan astronot ke Mars dan asteroid.
Transformasi itu
sekarang telah dimulai dengan adanya pihak swasta yang mengembangkan
teknologi penerbangan antariksa. Pada tahun 2061, jutaan orang mungkin
telah pergi ke luar angkasa dan ribuan mungkin hidup di sana. Pos
permanen manusia mungkin juga ada di Bulan dan manusia mungkin bisa
menginjak Mars.
Alan Stern, Presiden Direktur Divisi Antariksa
Southwest sebuah LSM di San Antonio, Research Institute mengatakan,
"Kita sudah ada di tengah perubahan paradigma itu. Dalam 15 tahun, kita
akan melihat ke belakang dan mengatakan, itu adalah saat yang spesial."
Wisata Luar Angkasa
Salah
satu yang mungkin tercipta berkait peran swasta adalah wisata luar
angkasa. Keikutsertaan pihak swasta membuat biaya penerbangan antariksa
lebih murah. Dengan demikian, wisata ke luar angkasa bisa menjadi
kegiatan keseharian dalam 50 tahun mendatang.
Beberapa perusahaan
swasta kini tengah mengembangkan teknologinya. Virgin Galactic misalnya,
akan mampu membawa turis ke suborbital pada tahun 2012 dengan ongkos
200.000 dollar AS per orang. Perusahaan yang juga mengembangkan di
antaranya Blue Origins dan Master Space System.
Wisata orbital
mungkin juga tak akan tertinggal. Perusahaan seperti Space Exploration
Technology (SpaceX) tengah mengembangkan kendaraan berawak yang bisa
membawa konsumen ke International Space Station (ISS) atau stasiun luar
angkasa komersial yang mungkin akan muncul nanti.
"Dalam 50 tahun,
perusahaan dan instansi pemerintah mungmkin telah mengatasi tantangan
teknologi yang ada kini sehingga memungkinkan roket point-to-point atau
transportasi hipersonik," kata George Whitesieds, presiden dan CEO
Virgin Galactic.
Menambang Asteroid
Wisata
luar angkasa mungkin akan berkembang pesat nantinya. Namun untuk
mendukung ekspansi manusiia di luar Bumi, industri antariksa di luar
Bumi juga harus dikembangkan. "Orang harus mengupayakan model bisnis
yang menguntungkan di aspek lain selain wisata," kata Stern.
"Bob
Gigelow sudah memiliki satu, dengan stasiun luar angkasa komersialnya.
Kita perlu 50 Bob Gigelow," cetus Stern. Bob Bigelow, seorang pengusaha
asal Amerika Serikat, kini tengah mengembangkan stasiun luar angkasa
komersial di bawah bendera Bigelow Aerospace.
Stern menuturkan,
selain stasiun luar angkasa, masih banyak kesempatan yang ada. Manusia
bisa mengembangkan teknologi untuk menambang logam dari asteroid maupun
mengekstrak air di Bulan untuk dijadikan bahan bakar roket hingga bisa
dijual di stasiun pengisian bahan bakar di orbit Bumi.
Jika para
pengusaha dan perusahaan melihat prospek n-bisnis antariksa, maka
Whitesides mengatakan, "50 tahun lagi, saya berharap jutaan orang punya
kesempatan berwisata ke luar angkasa dan ribuan hidup di sana. Terminal
di Bulan dan Mars mungkin. Wisata ke Bulan masih mahal, namun
dimungkinkan."
Lembaga Swasta
Swasta
mungkin menjadikan penerbangan antariksa makin murah. Tapi, ketika hal
itu terjadi, bagaimana dengan peran lembaga antariksa milik pemerintah
yang kini mendominasi pengembangan teknologi penerbangan luar angkasa?
Apakah mereka menjadi tidak berguna?
Doug Cooke, Associate
Administrator Exploration Systems Mission Directorate NASA mengatakan,
"Jika urusan yang lain bisa ditangani, maka kami bisa berkonsentrasi
pada upaya eksplorasi dan penemuan baru. Sebab untuk tujuan itulah kami
sebetulnya ada."
NASA telah melirik perusahaan swSpaceX untuk
membantu menangani transportasi pengiriman astronot ke luar angkasa.
Presiden Obama sendiri telah merancang misi antariksa yang lebih jauh,
yakni ke asteroid pada tahun 2025 dan ke Mars pada tahun 2030. Di Mars,
NASA bisa mencari bukti kehidupan dan keberadaan mikroba.
Untuk
mencapai planet merah, perjalanan ke Bulan dan asteroid mungkin akan
dilakukan dahulu. Perjalanan ke salah satu bulannya Mars, Phobos,
mungkin juga menjadi salah satu langkah perantara yang potensial.
Diharapkan, perjalanan itu bisa membantu 'memetakan' jalan ke Mars.
Sebagai
lembaga antariksa, kini NASA tengah mengembangkan kemampuan untuk
terbang lebih jauh dari orbit rendah Bumi. NASA juga tengah
mengembangkan kendaraan luar angkasa yang lebih besar untuk
mengakomodasi kru dalam perjalanan selama 6 bulan ke Mars.
Cooke mengatakan, tantangannya adalah kendaraan
heavy-lift.
Wahana setara dengan stasiun luar angkasa internasional harus dibangun
lagi untuk sampai di Mars. Sistem pendaratan juga mesti dikembangkan.
"Kita mungkin akan mengupayakan secara internasional hingga
menguntungkan dunia," kata Cooke.
Sementara, bagi lembaga
penerbangan komersial, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
keselamatan. Faktor kecelakaan harus seminim mungkin sehingga bisa
diterima.
Jika seluruh hal berjalan mulus, maka 50 tahun kemudian,
manusia bisa mendobrak batasannya, membangun peradaban di luar Bumi.
Pada 12 April 2061, masyarakat akan lebih menghargai jasa dan keberanian
Gagarin dan langkah perubahan yang dibuat saat ini.