berbagi itu indah

"Berjalanlah dengan percaya diri ke arah mimpimu. Jalani hidup yang engkau impikan." Henry David Thoreau

Rabu, 22 Mei 2013

NX300 3D Samsung

NX 300, Kamera Berfitur 3D dari Samsung

Sabtu, 18 Mei 2013

Sebagai salah satu vendor yang aktif dalam menetaskan berbagai gadget dan kamera, Samsung nampaknya tak main-main dalam mencuri perhatian konsumennya. Bagaimana tidak, setelah belum lama sukses dengan Kamera Samsung Galaxy, kali ini produsen yang bermarkas di negeri ginseng itu pun akhirnya kembali merilis kamera terbarunya di Seri NX.

Kamera digital yang dijuluki Samsung NX300 ini terbilang inovatif, karena selain memiliki konektivitas Smart Camera 2.0 dan jaringan dual Wi-Fi untuk berbagi, ternyata kamera berukuran compact ini juga sudah dilengkapi dengan Sensor APS-C CMOS sebesar 20.3 megapiksel, dan juga sistem satu-lensa 3D Samsung 45mm f/1.8 (2D/3D), yang tentunya akan mampu menyumbangkan hasil foto dan video yang sempurna berkat kemampuan pengambilan gambarnya yang super cepat dan detil.

Secara keseluruhan, Samsung NX300 ini merupakan kamera digital yang sudah mampu menuntaskan pengambilan gambar secara professional tanpa harus menggunakan kamera profesional konvensional yang selama ini kita kenal. [mir/timBX]

Spesifikasi :
Dimensi : 122 x 63.7 x 40.7mm
Berat : 284 g (tanpa baterai)
Layar : AMOLED 84mm (3,31”)
Sensor Gambar : 20.3 effective megapixel APS-C CMOS
Baterai : BP1130 (1130mAh)
Penyimpanan : SD, SDHC, SDXC, UHS-1
Video Output : HDMI 1.4a
Fitur : SMART Mode : Beauty Face, Landscape, Macro, Action Freeze, Rich Tone, Panorama, Waterfall, Silhouette, Sunset, Night, Fireworks, Light Trace, Creative Shot, Best Face 3D still image & video capturing

TAGS : Camera NX 300,  Camera Samsung NX300

Diposting oleh Unknown di 23.57 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

wisata antariksa

 
ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum) Dua gunung Ceranus Tholus dan Uranius Tholus di belahan utara Planet Mars


KOMPAS.com - Masyarakat dunia baru saja memperingati 50 tahun penerbangan manusia ke antariksa. Berbagai kalangan, memuji keberanian Yuri Gagarin, kosmonot asal Rusia yang menjadi aktor dalam misi penerbangan manusia ke antariksa menggunakan Vostok 1, 12 April 1961 lalu.
Di tengah perayaan itu, terbersit satu pertanyaan. Jika penerbangan antariksa menjadi begitu maju 50 tahun setelah misi Gagarin, lalu bagaimana dengan penerbangan antariksa 50 tahun ke depan? Bagaimana kemajuan teknologi, wilayah penelitian dan fenomena yang mungkin muncul?
Laporan Space.com mengungkap bahwa perubahan besar akan muncul di masa mendatang. Perusahaan komersial akan mengambil alih operasi di dekat Bumi, sementara NASA dan lembaga antariksa lainnya bisa melakukan misi lain, mengirimkan astronot ke Mars dan asteroid.
Transformasi itu sekarang telah dimulai dengan adanya pihak swasta yang mengembangkan teknologi penerbangan antariksa. Pada tahun 2061, jutaan orang mungkin telah pergi ke luar angkasa dan ribuan mungkin hidup di sana. Pos permanen manusia mungkin juga ada di Bulan dan manusia mungkin bisa menginjak Mars.
Alan Stern, Presiden Direktur Divisi Antariksa Southwest sebuah LSM di San Antonio, Research Institute mengatakan, "Kita sudah ada di tengah perubahan paradigma itu. Dalam 15 tahun, kita akan melihat ke belakang dan mengatakan, itu adalah saat yang spesial."
Wisata Luar Angkasa
Salah satu yang mungkin tercipta berkait peran swasta adalah wisata luar angkasa. Keikutsertaan pihak swasta membuat biaya penerbangan antariksa lebih murah. Dengan demikian, wisata ke luar angkasa bisa menjadi kegiatan keseharian dalam 50 tahun mendatang.
Beberapa perusahaan swasta kini tengah mengembangkan teknologinya. Virgin Galactic misalnya, akan mampu membawa turis ke suborbital pada tahun 2012 dengan ongkos 200.000 dollar AS per orang. Perusahaan yang juga mengembangkan di antaranya Blue Origins dan Master Space System.
Wisata orbital mungkin juga tak akan tertinggal. Perusahaan seperti Space Exploration Technology (SpaceX) tengah mengembangkan kendaraan berawak yang bisa membawa konsumen ke International Space Station (ISS) atau stasiun luar angkasa komersial yang mungkin akan muncul nanti.
"Dalam 50 tahun, perusahaan dan instansi pemerintah mungmkin telah mengatasi tantangan teknologi yang ada kini sehingga memungkinkan roket point-to-point atau transportasi hipersonik," kata George Whitesieds, presiden dan CEO Virgin Galactic.










Menambang Asteroid
Wisata luar angkasa mungkin akan berkembang pesat nantinya. Namun untuk mendukung ekspansi manusiia di luar Bumi, industri antariksa di luar Bumi juga harus dikembangkan. "Orang harus mengupayakan model bisnis yang menguntungkan di aspek lain selain wisata," kata Stern.
"Bob Gigelow sudah memiliki satu, dengan stasiun luar angkasa komersialnya. Kita perlu 50 Bob Gigelow," cetus Stern. Bob Bigelow, seorang pengusaha asal Amerika Serikat, kini tengah mengembangkan stasiun luar angkasa komersial di bawah bendera Bigelow Aerospace.
Stern menuturkan, selain stasiun luar angkasa, masih banyak kesempatan yang ada. Manusia bisa mengembangkan teknologi untuk menambang logam dari asteroid maupun mengekstrak air di Bulan untuk dijadikan bahan bakar roket hingga bisa dijual di stasiun pengisian bahan bakar di orbit Bumi.
Jika para pengusaha dan perusahaan melihat prospek n-bisnis antariksa, maka Whitesides mengatakan, "50 tahun lagi, saya berharap jutaan orang punya kesempatan berwisata ke luar angkasa dan ribuan hidup di sana. Terminal di Bulan dan Mars mungkin. Wisata ke Bulan masih mahal, namun dimungkinkan."
Lembaga Swasta
Swasta mungkin menjadikan penerbangan antariksa makin murah. Tapi, ketika hal itu terjadi, bagaimana dengan peran lembaga antariksa milik pemerintah yang kini mendominasi pengembangan teknologi penerbangan luar angkasa? Apakah mereka menjadi tidak berguna?
Doug Cooke, Associate Administrator Exploration Systems Mission Directorate NASA mengatakan, "Jika urusan yang lain bisa ditangani, maka kami bisa berkonsentrasi pada upaya eksplorasi dan penemuan baru. Sebab untuk tujuan itulah kami sebetulnya ada."
NASA telah melirik perusahaan swSpaceX untuk membantu menangani transportasi pengiriman astronot ke luar angkasa. Presiden Obama sendiri telah merancang misi antariksa yang lebih jauh, yakni ke asteroid pada tahun 2025 dan ke Mars pada tahun 2030. Di Mars, NASA bisa mencari bukti kehidupan dan keberadaan mikroba.
Untuk mencapai planet merah, perjalanan ke Bulan dan asteroid mungkin akan dilakukan dahulu. Perjalanan ke salah satu bulannya Mars, Phobos, mungkin juga menjadi salah satu langkah perantara yang potensial. Diharapkan, perjalanan itu bisa membantu 'memetakan' jalan ke Mars.
Sebagai lembaga antariksa, kini NASA tengah mengembangkan kemampuan untuk terbang lebih jauh dari orbit rendah Bumi. NASA juga tengah mengembangkan kendaraan luar angkasa yang lebih besar untuk mengakomodasi kru dalam perjalanan selama 6 bulan ke Mars.
Cooke mengatakan, tantangannya adalah kendaraan heavy-lift. Wahana setara dengan stasiun luar angkasa internasional harus dibangun lagi untuk sampai di Mars. Sistem pendaratan juga mesti dikembangkan. "Kita mungkin akan mengupayakan secara internasional hingga menguntungkan dunia," kata Cooke.
Sementara, bagi lembaga penerbangan komersial, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah keselamatan. Faktor kecelakaan harus seminim mungkin sehingga bisa diterima.
Jika seluruh hal berjalan mulus, maka 50 tahun kemudian, manusia bisa mendobrak batasannya, membangun peradaban di luar Bumi. Pada 12 April 2061, masyarakat akan lebih menghargai jasa dan keberanian Gagarin dan langkah perubahan yang dibuat saat ini.
Sumber :
SPACE.COM
Editor :
Tri Wahono
Diposting oleh Unknown di 23.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

kesehatan gigi

Mengapa Keluar Darah Saat Menyikat Gigi? 

Mengapa Keluar Darah Saat Menyikat Gigi?
Image by : Dok. Feminagroup
Berdarah saat menyikat gigi merupakan gejala adanya masalah dengan gusi Anda. Jika tidak segera ditangani akan berakibat buruk pada gigi Anda.

Menurut hasil riset Synovate Asiabus 2011, lima dari sepuluh orang Indonesia pernah mengalami masalah gusi. Namun sebagian besar masih menganggap sepele masalah itu. “Orang cenderung mengabaikan gusi berdarah saat menyikat gigi,” kata drg. Yudha Rismanto, Sp Perio, dari Universitas Indonesia. “Padahal jika masalah gusi tidak segera ditangani, maka bisa menyebabkan penurunan gusi dan membuat gigi tanggal.”

Lalu apa yang menyebabkan gusi berdarah? “Kemungkinannya ada dua hal,” kata Yudha. “Pertama adalah kebiasaan menyikat gigi terlalu keras dan kebiasaan melupakan menyikat gigi dua kali sehari.”

Yang kurang dipahami oleh masyarakat, kata Yudha, tidak menyikat gigi menyebabkan peningkatan penumpukan plak pada gigi. Plak adalah kotoran sisa makanan yang kita konsumsi dan mengandung bakteri. “Plak akan mengalami proses pematangan dalam waktu 12 jam,” kata Yudha. ”Karena itu selalu dianjurkan menyikat gigi di pagi dan di malam hari untuk mencegah pematangan plak.”

Selain menyebabkan bau tidak sedap pada mulut, plak juga menyebabkan peradangan gusi. “Gusi akan menjadi bengkak,” kata Yudha. “Ketika tersentuh oleh sikat gigi, maka dengan mudah gusi akan mengeluarkan darah.”

Cara pintar untuk menghindari masalah gusi, menurut Yudha, adalah dengan memilih pasta gigi yang tepat untuk kesehatan gusi. “Carilah pasta gigi yang mengandung sodium bikarbonat karena zat itu efektif untuk mengangkat plak pada gigi,” kata Yudha. (Wiko Rahardjo) RDI-22052013
Diposting oleh Unknown di 22.56 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

perayaan la liga 2013 fc barcelona


Anak Messi Jadi Bintang di Perayaan La Liga Barca
      Senin, 20 Mei 2013 | 10:24 WIB


VIVAbola - Putra Lionel Messi, Thiago, menjadi bintang saat perayaan trofi La Liga Barcelona di Camp Nou, Minggu 19 Mei 2013 waktu setempat (Senin dini hari WIB). Untuk kali pertama Messi membawa Thiago ke lapangan Camp Nou. Selain Messi, Cesc Fabregas dan Andres Iniesta membawa putri mereka. Fabregas membawa Lia, putrinya dari   hubungan bersama Daniella Semaan. Sedangkan Iniesta membawa putrinya, Valeria. (Foto:REUTERS/Albert Gea)



 
Diposting oleh Unknown di 22.35 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

tips hemat saat traveling

7 Biaya Tak Terduga Saat Traveling 

7 Biaya Tak Terduga Saat Traveling
Image by : Dok. Feminagroup
Ketika membuat rancangan bujet perjalanan, banyak orang menjadi tidak seteliti ketika mereka hitung-hitungan soal tiket pesawat murah. Akibatnya, biaya tak terduga saat traveling sering sering membengkak. 

Beberapa kasus atau kejadian ketika traveling memang tidak dapat dihindari, dan itu sebabnya kita membentuk pos keuangan yang disebut “biaya atau pengeluaran tak terduga”. Tapi kenyataannya, banyak hal bisa kita ‘duga’ sebelumnya, sehingga kita bisa memasukkannya dalam rancangan bujet traveling. Antisipasi kejadian tersebut dengan memerhatikan hal-hal berikut.

#1 Air
Air dalam kemasan seringkali luput dari anggaran biaya traveling kita. Dan ketika Anda bepergian ke daerah tropis atau berkegiatan berat, jumlah konsumsinya bisa meroket. Siasati dengan membawa botol isi ulang dari rumah, sehingga Anda bisa mengisinya kembali di hotel atau sumber-sumber air minum terpercaya.

#2 Uang tip
Biaya tak terduga saat traveling mungkin sekali muncul karena seringnya Anda memberi tip, entah pada pramusaji restoran yang baik, supir angkutan yang murah hati, atau pemandu tur yang cekatan. Antisipasi hal ini dengan mencari tahu soal kultur memberi tip di daerah tujuan Anda, sehingga biaya ini bisa dimasukkan dalam rancangan anggaran.

#3 Airport Tax
Beberapa negara akan memungut pajak sebelum Anda berangkat. Pastikan Anda memiliki uang tunai di dompet setiap kali hendak terbang. Kealpaan soal ini bisa berbuntut ketinggalan pesawat.

#4 Berburu oleh-oleh
Destinasi populer memang didesain untuk merayu turis untuk membelanjakan uang mereka. Dan tentu saja, tempat tersebut tidak lengkap tanpa kehadiran pedagang yang menjajakan beragam suvenir. Untuk mengurangi biaya tak terduga, tetapkan jenis suvenir yang akan Anda buru sebelumnya. Misalnya, Anda hanya akan membeli 1-2 suvenir yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Jadi, secara otomatis Anda mengeliminasi barang-barang yang sesungguhnya kurang penting.

#5 Stan makanan
Di setiap destinasi populer juga kerap berderet stan-stan makanan yang menggugah selera. Masalahnya, biasanya mereka menjual dengan harga tinggi – sementara perut Anda sudah keroncongan. Jangan jatuh dalam jebakan! Sebagai pencegahan, selalu siapkan makanan ringan di tas Anda. Makanlah di tempat makan, bukan di tempat jajan.

#6 Sarapan
Tidak semua hotel menyiapkan sarapan sebagai bagian dari servisnya. Pada hotel-hotel tertentu – biasanya yang murah, sarapan dikenakan biaya tambahan. Tak hanya itu, kultur di beberapa negara juga tidak menyertakan sarapan dalam paket hotel mereka.

#7 Internet
Anda lupa mengirim e-mail penting pada klien? Mungkin Anda berpikir bahwa setiap hotel pasti memiliki akses internet. Faktanya, tidak semua hotel dilengkapi fasilitas tersebut, dan jika pun memiliki, tidak semuanya memiliki jaringan yang bagus – dan Anda mesti mengeluarkan biaya tak terduga untuk pergi ke warnet. Pada beberapa hotel, akses internet justru terkena biaya tambahan yang, sialnya, cenderung mahal. (Bayu Maitra) RDI-22052013
Diposting oleh Unknown di 22.27 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 21 Mei 2013

thanks you Sir Alex..


Ini kata-kata perpisahan Alex Ferguson 

Senin, 13 Mei 2013 00:59 WIB 


"Kalian adalah pengalaman yang paling fantastis dari hidup saya"
 

















 Jakarta (ANTARA News) - Segera setelah Manchester United mengalahkan Swansea City dengan skor 2-1 pada laga yang disebut pertandingan perpisahan untuk Sir Alex Ferguson, manajer MU ini menyampaikan kata-kata perpisahannya kepada para pendukung MU di Old Trafford dan disiarkan ke seluruh dunia untuk disaksikan ratusan juta penggemar MU di seluruh dunia.

  

Berikut kata-kata perpisahan Sir Alex yang sempat berkaca-kaca kala memulai berkata.


















"Saya tak menyiapkan naskah pidato.  Saya mengalir saja dan berharap sampai pada intinya mengenai apa arti klub ini bagi saya. Terimakasih Manchester United, tak hanya dewan direksi, medis, staf, pemain, pendukung, kalian semua.  Terimakasih. Kalian adalah pengalaman yang paling fantastis dari hidup saya.

"Kepensiunan saya tak berarti akhir dari kehidupan klub ini.  Saya kini akan bisa menikmati menyaksikan mereka, ketimbang menderita bersama mereka (penonton tertawa).  Tapi jika kalian mengingat gol-gol di menit-menit terakhir, pembalikkan, bahkan kekalahan, semuanya mengenai klub besar milik kita ini.

Adalah pengalaman yang luar biasa bagi kami semua.  Untuk itu terimakasih.

"Saya telah melatih para pemain hebat di negeri ini.  Semua pemain itu kini menjadi wakil klub dengan cara yang layak. Mereka telah memenangi kejuaraan dengan cara yang fantastis.  Selamat untuk para pemain.

"Sebelum saya mulai menangis, saya ingin memberi penghormatan kepada Paul Scholes yang hari ini pensiun.  Dia adalah pemain yang istimewa, salah seorang pemain terbesar yang pernah dimiliki klub ini.  Paul saya berdoa kamu memiliki pensiun yang baik, kendati saya tahu kamu akan ada di sekitar saya, mengganggu saya! (penonton kembali tertawa) Dan saya berdoa semoga Darren Fletcher cepat sembuh demi klub ini."

"Saya berharap para pemain sukses di masa depan.  Kalian tahu betapa bagusnya kalian, jersey yang kalian kenakann, dan semua orang di sini.  Jangan biarkan diri kalian jatuh.

"Saya akan masuk sekarang. Sekali lagi terimakasih, dari semua keluarga Ferguson.  Mereka semua ada di sana (menunjuk salah satu tribun penonton), sebelas cucu.  Terimakasih, terimakasih."

Editor: Jafar M Sidik  ~~~ ANTARANEWS.COM

Diposting oleh Unknown di 23.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

sayap sayap harapan


Seorang ibu dan anaknya mengumpulkan ciptaan alam yang paling rentan untuk mendorong pemberdayaan wanita kurang mampu di Kolombia.
Di sebuah jalan yang berlubang-lubang di Cali, Kolombia, di belakang teras sebuah toko sederhana, Patricia Restrepo sedang mengemas kotak harta untuk dikapalkan. Benda tersebut diletakkan di atas meja panjang dengan beralaskan bantalan kapas. Sekilas, benda itu terlihat seperti liontin perhiasan; ukiran kecil, masing-masing dengan kaitan atau benang untuk menggantung, dipahat dengan indah menyerupai tetesan air atau kuncup yang mengembang. ”Yang satu ini seperti perhiasan,” seru Patricia, 57, saat tetesan kecil bersinar keemasan itu menggeliat di tangannya. Perhiasan itu adalah kepompong seekor kupu-kupu eksotik, didesain oleh alam untuk bergantung di dahan, bukan di kalung.

Patricia membungkusnya dalam karton polystyrene bersama lusinan spesimen lainnya. Dalam beberapa hari, kotak-kotak itu akan dibuka di sebuah museum ilmu pengetahuan di Cina, di mana penghuni kotak itu akan keluar dari kepompong dan mengepakkan sayapnya – Morphos biru raksasa, Eudis dengan loreng macan, Catanopheles polkadot – kemudian hinggap di bahu para pengunjung museum yang berbahagia.
   
Bertubuh kecil dan berambut pirang, dengan senyum hangat dan gaya yang penuh semangat, Patricia adalah salah seorang pemilik Alas de Colombia, satu dari segelintir perusahaan di seluruh dunia yang mengekspor kupu-kupu hidup. Alas, kata bahasa Spanyol untuk “sayap”, juga menjual kupu-kupu di wilayah domestik untuk dilepaskan saat pernikahan atau pesta-pesta lain. Rekanan bisnis Patricia adalah anak perempuannya, Vanessa Wilches, 32, versi lain dari Mamá yang lebih tinggi dengan rambut yang lebih gelap.
   
Alas adalah satu-satunya perusahaan ekspor kupu-kupu di Kolombia. Perusahaan yang berusia 10 tahun itu juga unik dengan cara yang lain. Misinya adalah memperbaiki hidup para penyuplai yang kebanyakan wanita; dan para penduduk yang berjuang di salah satu daerah termiskin dan hancur karena perang di negara tersebut.
   
”Seperti seekor ulat yang tumbuh menjadi kupu-kupu yang cantik,” kata Patricia, ”kami ingin menolong orang-orang yang bekerja dengan kami untuk mengubah diri dan lingkungan mereka.”
   
Dalam mengejar visi tersebut, pasangan itu sudah melalui beberapa metamorfosis dalam hidup mereka sendiri. Mereka mengorbankan kesejahteraan dan kenyamanan, dan kadang membuat hidup mereka terancam. Namun melawan segala tantangan, impian mereka mulai mengepakkan sayapnya.

Cali terletak di ujung Selatan wilayah Cauca Valley. Sejauh 50km ke arah Timur dari daerah tersebut, di distrik Palmira, terdapat kaki bukit Cordilla Central dengan pepohonan yang lebat. Ketika Patricia menyetir truk pickup tuanya naik melalui jalan tanah yang penuh jejak roda, rumah peristirahatan kaum urban yang sejahtera berganti menjadi gubuk bobrok dari para campesinos (petani atau penduduk desa.).
   
Sejenak kemudian, kami tiba di sebuah peternakan kupu-kupu – sekelompok kabin dengan dinding berlubang jarang dan atap dari kanvas menyelimuti dua hektar tanah di pinggir bukit tersebut. Pemandangan di bukit tersebut benar-benar-benar mengagumkan. Para pekerja wanita Alas de Colombia yang mengenakan kaus putih berkerah, berhenti menyekop pupuk untuk berbincang dengan Patricia dan Vanessa. Yang lain bisa dilihat di dalam bangunan yang tembus pandang, sedang merawat ternak-ternak mini.
   
Para ”produsen” perusahaan – begitu nama panggilan mereka – adalah pemborong independen, bekerja dalam grup tiga orang atau lebih. Setiap tim menjalankan satu rumah kupu-kupu di peternakan, di mana serangga dewasa disimpan untuk dikembangbiakkan. Setelah mengumpulkan telur, seorang produsen membawanya ke rumah atau rumah rekanan, di mana telur tersebut akan dipelihara melalui siklus hidup dari ulat menjadi kepompong. Kemudian Patricia membeli kepompong itu dengan harga antara 1200 – 2500 peso Kolombia per kepompong (sekitar 0,7–2 dolar AS), tergantung spesies. Ia lalu membawanya ke Cali untuk dikapalkan ke Amerika dan Eropa. Serangga yang mati – karena beberapa persen pasti tidak mampu bertahan – akan digunakan sebagai suvenir yang dijual di toko, yang didirikan oleh artisan lokal atau produsen itu sendiri.
   
“Makin rajin produsen itu bekerja, makin banyak pendapatannya,” kata Patricia. Kebanyakan dari mereka mendapatkan penghasilan jauh lebih baik daripada bekerja sebagai asisten rumah tangga, pengasuh anak, atau petani. Sebagian menghasilkan dua kali lipat dari upah minimum nasional. Alas membuka rekening tabungan untuk para pekerja kupu-kupu itu (beberapa dari mereka memiliki pengalaman buruk dengan bank), mengajarkan mereka cara menggunakan buku cek dan kartu ATM, serta membantu mereka lolos kualifikasi untuk mendapatkan kredit.
   
Namun keuntungannya bukan hanya soal ekonomi. “Budaya Kolombia masih sangat machista (maskulin),” kata Vanessa. “Wanita tidak memiliki kesempatan yang sama dengan pria. Dengan melakukan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan dibayar dengan baik, hal itu bisa memberikan rasa hormat untuk mereka.”

Di dalam rumah kupu-kupu, Liliana Perez, 40, sedang menyiapkan sajian buah-buahan dan sirup gula untuk selusin Heliconius bermotif macan tutul. Suaminya, yang bekerja di sebuah toko di Palmira, tidak mengizinkan ia bekerja di luar rumah. “Saya selalu meminta uang kepadanya,” kata Liliana, ibu dua anak yang terlihat ramah itu. Kemudian, ia mulai memelihara kupu-kupu. “Pengalaman pertama saya menjadi mandiri adalah ketika anak perempuan bungsu saya jatuh dan melukai bibirnya. Saya membawanya ke rumah sakit dengan taksi, dan saya bisa membayar semua. Saya merasa bangga. Malam itu, suami saya sadar bahwa ada yang berubah dalam diri saya.”

Kecantikan dan ketakutan sudah lama hilang secara bersamaan di Cauca Valley. Cali, pusat wilayah tersebut, pernah dikenal dengan kartel kokain yang keji, sampai akhirnya lingkaran setan tersebut dihancurkan pada akhir ’90-an. Pegunungan di sekeliling peternakan kupu-kupu tersebut sudah menyaksikan beberapa pertarungan paling berdarah dari konflik sipil multikelompok di Kolombia. Saat ini, wilayah itu sedang dalam masa tenang setelah hampir lebih dari lima dekade dihantui oleh peperangan sporadis.
   
Daerah pedesaan bisa dibilang cukup tenang pada 1985, ketika Patricia, seorang pengacara, dan mantan suaminya yang pediatris, membeli rumah peternakan batako berusia ratusan tahun dekat Desa Arenillo. Pasangan itu dan anak mereka – Vanessa dan adik bungsunya Cristián, sekarang 30 – tinggal di rumah besar di kota suburban Palmira, dan menghabiskan akhir minggu dan liburan di finca (cottage atau rumah peternakan). Keluarga tersebut hidup berbeda dari penduduk gunung yang melarat. Tetapi Patricia, yang tumbuh dalam keadaan sederhana, ingin sekali melakukan sesuatu yang berguna untuk tetangganya yang kurang beruntung. Sebagai pecinta alam yang berdedikasi, ia juga ingin membantu melestarikan lingkungan yang lemah di negaranya.
   
Pada Juli 2000, ia menemukan cara untuk mewujudkan keduanya. Ketika liburan di Florida, mereka sekeluarga berkunjung ke sebuah pameran kupu-kupu, dipenuhi dengan spesimen dari seluruh negara tropis. Ketika manajer pameran menjelaskan dari mana mereka berasal, Vanessa mengingat kembali, “Ia berkata, ‘Kolombia memiliki lebih banyak kupu-kupu daripada tempat lain di dunia. Kenapa tidak ada yang mengekspor mereka?’”
   
Kembali ke rumah, Patricia baru tahu bahwa tanah airnya memiliki lebih dari 50.000 spesies kupu-kupu. Penyelundupan kupu-kupu eksotis untuk dijual kepada kolektor asing merupakan masalah yang berdampak buruk pada lingkungan dan terus meningkat. Peternakan kupu-kupu, ia menyadari, bisa menyediakan sumber penghasilan untuk keluarga kurang mampu, sekaligus melindungi keanekaragaman alami. Tetapi, ia menyebutkan, “Kami tidak tahu cara menjalankannya.”
   
Vanessa menawarkan bantuan untuk mencari solusinya. Ia mempelajari pembangunan industri di Javieranna University di Cali, dan tugas tesis akhirnya adalah menciptakan perusahaan yang unik. Ia bertekad merancang rencana bisnis agar visi ibunya menjadi kenyataan. Sementara itu, Patricia menggunakan keahliannya dalam bidang hukum untuk menyelesaikan setumpuk prosedur birokrasi.
   
Pada awal 2001, keluarganya (dengan seorang ahli biologi yang disewa) pindah rumah sepenuhnya ke pedesaan, membangun peternakan di atas sebidang tanah di seberang jalan, dan mulai belajar mengembangbiakkan kupu-kupu. Sepasang teman lama bergabung sebagai rekanan bisnis. Alas de Colombia resmi didirikan pada September tahun itu.
   
Namun kemudian, wilayah pegunungan itu menjadi berbahaya. Gerilyawan dari Revolutionary Armed Forces Kolombia bertempur dengan tentara sayap kanan, dan tentara pemerintah berperang melawan keduanya. Dua kali gerilyawan meminta meminjam truk keluarga mereka; di waktu lain, tentara sayap kanan memaksa Patricia mengantar mereka ke tempat tujuan mereka. Parracos (tentara) kemudian muncul untuk melakukan tur dadakan di peternakan mereka, berharap bisa menarik sedikit keuntungan.
   
Patricia berhasil meyakinkan komandan itu bahwa keuntungan tersebut tidak ada, tetapi pertemuan itu membuat ia trauma. Pada September 2002, keluarganya terbang ke Cali dan pindah bersama ibu Patricia. Mereka membeli saham temannya di perusahaan tersebut, tidak berniat menjebak diri sendiri dalam risiko yang lebih besar. Namun dua karyawan tetap tinggal di peternakan. Patricia dan Vanessa pun mulai pergi bolak-balik secara rutin ke sana.
   
Pada Mei berikutnya, Vanessa mendaftarkan diri untuk kursus bahasa Inggris selama enam bulan (sangat berguna bagi calon eksportir) di sebuah institut di luar London. Suatu hari, ia berhasil membujuk penyelenggara pameran kupu-kupu terdekat untuk memeriksa beberapa contoh – yang dikirim oleh Patricia dalam waktu semalam. Terkesan, pria tersebut menjadi pelanggan setia pertama Alas de Colombia. Yang lain akhirnya mengikuti. Di akhir 2004, perusahaan mendapatkan bisnis yang tidak mampu disediakan oleh karyawannya yang sedikit. Sudah saatnya mengikutsertakan tetangga sekitar mereka.
   
Patricia dan Vanessa mengadakan penerimaan tenaga kerja di peternakan untuk para campesinos dari desa-desa sekitar. Mereka membutuhkan wanita yang benar-benar kurang mampu dan memiliki riwayat panjang tinggal di lingkungan tersebut. Pada akhirnya,  terpilihlah 12 grup terdiri dari tiga orang per grup. Dibantu sumbangan dari beberapa agen pemerintah dan organinasi non-pemerintah, setiap tim membangun satu rumah kupu-kupu di peternakan tersebut, sekaligus semacam tenda “laboratorium” untuk melahirkan ulat, dan sebuah klinik untuk menumbuhkan tanaman yang digunakan sebagai makanan ulat ketika dibesarkan di halaman rumah mereka. 

Pelatihan dimulai pada musim semi 2005. Pada saat itu, para gerilyawan sudah didorong keluar area tersebut. Segera setelah itu, pemerintah menandatangani perjanjian damai dengan tentara militer sayap kanan. “Mulai saat itu,” kata Vanessa, “semua berjalan sempurna.”

Saat ini, jumlah grup produsen meningkat menjadi 17, membawa jumlah total petani kupu-kupu menjadi sekitar 50 orang. Bersama-sama, mereka menumbuhkan 8.000 serangga per bulan (70% untuk ekspor, 20% untuk penjualan di Kolombia dan 10% dilepaskan ke alam bebas, untuk melengkapi kembali populasi alam). Patricia, yang bercerai dari suaminya, sudah pindah kembali ke rumah peternakan yang menghadap perbukitan itu. Sejak dua tahun lalu, Vanessa tinggal di Cali bersama suaminya. Ia menghabiskan waktunya di toko di Cali, tetapi kembali ke peternakan dua kali seminggu.
   
“Kadang sulit membangun kerja sama antara orang tua dan anak,” ia mengaku. “Masalah keluarga, masalah pekerjaan, semua bercampur jadi satu. Tetapi ikatan yang kami bagi selama ini selalu membantu kami menemukan solusi.”
   
Ikatan semacam itu juga penting bagi para produsen. Kebanyakan grup terdiri dari para kerabat. Beberapa wanita bahkan membawa serta pasangan mereka sebagai rekanan.
   
Di sebuah pagi yang cerah, kami naik melalui jalan yang berlumpur untuk mengunjungi beberapa produsen di rumah mereka. Di sebuah gubuk terbuat dari kain penuh dengan kandang ulat, kami bertemu dengan satu pasangan menikah yang sekarang mampu mengirimkan dua anak remaja mereka ke sekolah menengah, berkat pendapatan gabungan mereka dari Alas de Colombia.
   
Tidak jauh dari situ, kami bertemu Olga Salazar, yang menjadi karyawan pertama Alas pada usia 16 dan bergabung dengan satu kelompok produsen. Pada usia 27, ia tinggal bersama suami dan anak laki-laki kecilnya di sebuah bungalo yang bersih dan rapi yang mereka bangun sendiri, dan memiliki mesin cuci dan komputer. Semua itu tidak mungkin didapatkan, jika bukan karena gaji dari kupu-kupu. Dan di bawah bukit, di satu klinik tanaman di samping rumah semen yang berbentuk kurang teratur, kami bertemu dengan Rubiela Campo, ibu Olga, yang merupakan pengasuh anak yang sudah pensiun.
   
“Sebelum memulai pekerjaan ini, saya bahkan tidak tahu ulat bisa menjadi kupu-kupu,” kata Rubiela, 51, wanita kecil berkacamata kotak, yang enerjik. “Dengan melakukan pekerjaan ini, saya merasa membantu ciptaan Tuhan, sekaligus menyokong keuangan keluarga. Dan saya membeli sebuah motor.”
   
Ia mengantar kami menuju terasnya untuk melihat mesin yang bersinar tersebut. “Saya takut mengendarainya,” ia berkata sambil tertawa geli, “tetapi menyenangkan rasanya tahu bahwa itu milik saya.” (Kenneth Miller; Foto-foto Pablo Corral Pobla) RDI-05052013

Diposting oleh Unknown di 23.30 2 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

rahasia berbisnis

 Rahasia Berbisnis: 

Take Action

Untuk sukses berbisnis, Anda dituntut selalu memiliki ide-ide segar. Namun itu saja ternyata belum cukup.

Tren baru yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah berbisnis. Hal ini bisa terlihat dari antusiasme tinggi yang ditujukan oleh masyarakat Indonesia dalam menghadiri acara-acara seminar maupun pameran yang bertema bisnis.

Ada beragam alasan yang dikemukakan oleh mereka yang memutuskan terjun ke dunia bisnis. Mulai dari ingin keluar dari zona nyaman, lelah menjadi pekerja kantoran, hingga mendambakan penghasilan yang tidak terbatas.

Ada yang melaju dengan kesuksesan berbuah pendapatan tinggi, ada yang diam di tempat, namun tidak sedikit pula yang mengalami kerugian. Maklum, rata-rata pebisnis pemula di Indonesia belum bisa membedakan antara berdagang dan berbisnis.

Jika berdagang, Anda hanya perlu memiliki produk dan menjajakannya. Sedangkan berbisnis, Anda memiliki produk danharus memiliki ide-ide segar untuk merumuskan strategi pemasaran, promosi, hingga pelayanan. Namun ide segar saja ternyata belum cukup.


“Inti utama dari berbisnis adalah take action atau mengambil tindakan,” kata Hendy Setiono, presiden direktur Baba Rafi Enterprise. “Ide yang Anda miliki akan percuma, jika hanya dibiarkan tanpa diwujudkan melalui tindakan.”

Pengagum Tony Fernandez, CEO Air Asia, ini mengaku prinsip take action itulah yang seringkali ia gunakan dalam menjalankan bisnisnya. Hendy sendiri memulai bisnis kebab Turki berlabel Baba Rafi sejak ia masih menempuh pendidikan di sebuah universitas di Surabaya. “Saya memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus menjalankan bisnis ini," ujarnya.

Kini Hendy sudah mempekerjakan lebih dari 1.500 karyawan untuk gerainya yang tersebar di Indonesia, Malaysia, hingga Filipina. “Semua orang memiliki mimpi dan ide,” kata Hendy.
“Seharusnya itu bisa menjadi kekuatan untuk meraih sukses.” (sumber: RDI-16052013)
Diposting oleh Unknown di 23.14 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

hemat berkat gaya hidup hijau

 Hemat Berkat Gaya Hidup Hijau

 

Selama ini gaya hidup hijau kerap dikonotasikan sebagai gaya hidup mahal. Memang banyak produk hijau yang lebih mahal daripada produk non-hijau karena untuk membuat produk hijau, dibutuhkan usaha yang lebih daripada produk non-hijau. Namun ternyata masih banyak cara menerapkan gaya hidup hijau dengan cara murah.

Tak hanya murah, ternyata gaya hidup yang satu itu dapat dijalankan secara hemat dan sehat. Bahkan ada beberapa cara yang bisa jadi sudah Anda jalankan selama ini, namun tidak Anda sadari bahwa cara itu sejalan dengan gaya hidup hijau.

Simak saja cara-cara berikut ini:

Akrab dengan dapur. Sudah menjadi rahasia umum bahwa makan di luar atau katering sekalipun, walau praktis, berimbas kepada kondisi keuangan secara negatif. Beberapa keluarga bahkan bisa menghabiskan 40-50 pesen penghasilan mereka untuk gaya hidup makan di luar. Padahal dengan makan masakan rumah, Anda dapat menghemat sampai 50 persen dari bujet yang selama ini dihabiskan untuk makan di luar. Sebagai awal, Anda dapat mencoba untuk selalu menyediakan sarapan untuk keluarga. Buat juga makanan bekal untuk anak-anak. Bagitu rutin dilaksanakan, Anda akan mulai dapat merasakan penghematan yangterjadi. Lalu, kembangkanlah ke makan malam.

Bergabung komunitas.  Segala produk hijau – termasuk organik – yang Anda beli di toko atau supermarket bisa jadi dapat Anda gantikan dengan produk sejenis yang diproduksi oleh teman-teman di komunitas hijau. Namanya komunitas, kerap harga yang diberikan jauh di bawah harga jual supermarket, lho. Bahkan sejumlah anggota komunitas memiliki layanan pesan antar sehingga Anda tidak perlu berbelanja ke supermarket, yang kerap mengundang untuk menghamburkan uang. Dengan demikian, Anda bisa langsung berhemat.

Guna-ulang. Gunakan kembali beberapa barang yang Anda miliki. Seringkali kita membeli barang dengan kegunaan yang sama dengan yang sudah dimiliki, semata karena harganya lebih murah dan bentuknya lebih baik. Padahal, barang lama tidak rusak. Untuk itu, membuat daftar inventaris barang-barang yang dimiliki sangat penting. Simpan di suatu tempat, lalu beli label barang apa saja yang Anda simpan di sana. Dengan demikian, Anda akan ingat masih memiliki suatu barang yang masih baik, dan menghentikan dorongan berbelanja.

Memulai dari yang kecil. Perjalanan menuju gaya hidup hijau sebetulnya tidak harus dimulai dengan langkah besar dan signifikan, melainkan dari langkah kecil, satu demi satu, perlahan, namun konsisten. Kalau sudah Anda coba, lanjutkan dengan tahapan memproduksi sendiri. Misalnya, memiliki kebun organik di halaman rumah, atau menggunakan pot-pot. Pelajari cara-cara tersebut lewat internet, atau coba bertanya kepada teman-teman di komunitas. (sumber:RDI-21052013)
Diposting oleh Unknown di 23.04 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Arsip Blog

  • September (2)
  • Agustus (3)
  • Juli (4)
  • Juni (9)
  • Mei (9)
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.