ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum) Dua gunung Ceranus Tholus dan Uranius Tholus di belahan utara Planet Mars
Di tengah perayaan itu, terbersit satu pertanyaan. Jika penerbangan antariksa menjadi begitu maju 50 tahun setelah misi Gagarin, lalu bagaimana dengan penerbangan antariksa 50 tahun ke depan? Bagaimana kemajuan teknologi, wilayah penelitian dan fenomena yang mungkin muncul?
Laporan Space.com mengungkap bahwa perubahan besar akan muncul di masa mendatang. Perusahaan komersial akan mengambil alih operasi di dekat Bumi, sementara NASA dan lembaga antariksa lainnya bisa melakukan misi lain, mengirimkan astronot ke Mars dan asteroid.
Transformasi itu sekarang telah dimulai dengan adanya pihak swasta yang mengembangkan teknologi penerbangan antariksa. Pada tahun 2061, jutaan orang mungkin telah pergi ke luar angkasa dan ribuan mungkin hidup di sana. Pos permanen manusia mungkin juga ada di Bulan dan manusia mungkin bisa menginjak Mars.
Alan Stern, Presiden Direktur Divisi Antariksa Southwest sebuah LSM di San Antonio, Research Institute mengatakan, "Kita sudah ada di tengah perubahan paradigma itu. Dalam 15 tahun, kita akan melihat ke belakang dan mengatakan, itu adalah saat yang spesial."
Wisata Luar Angkasa
Salah
satu yang mungkin tercipta berkait peran swasta adalah wisata luar
angkasa. Keikutsertaan pihak swasta membuat biaya penerbangan antariksa
lebih murah. Dengan demikian, wisata ke luar angkasa bisa menjadi
kegiatan keseharian dalam 50 tahun mendatang.Beberapa perusahaan swasta kini tengah mengembangkan teknologinya. Virgin Galactic misalnya, akan mampu membawa turis ke suborbital pada tahun 2012 dengan ongkos 200.000 dollar AS per orang. Perusahaan yang juga mengembangkan di antaranya Blue Origins dan Master Space System.
Wisata orbital mungkin juga tak akan tertinggal. Perusahaan seperti Space Exploration Technology (SpaceX) tengah mengembangkan kendaraan berawak yang bisa membawa konsumen ke International Space Station (ISS) atau stasiun luar angkasa komersial yang mungkin akan muncul nanti.
"Dalam 50 tahun, perusahaan dan instansi pemerintah mungmkin telah mengatasi tantangan teknologi yang ada kini sehingga memungkinkan roket point-to-point atau transportasi hipersonik," kata George Whitesieds, presiden dan CEO Virgin Galactic.
Menambang Asteroid
Wisata luar angkasa mungkin akan berkembang pesat nantinya. Namun untuk mendukung ekspansi manusiia di luar Bumi, industri antariksa di luar Bumi juga harus dikembangkan. "Orang harus mengupayakan model bisnis yang menguntungkan di aspek lain selain wisata," kata Stern.
"Bob Gigelow sudah memiliki satu, dengan stasiun luar angkasa komersialnya. Kita perlu 50 Bob Gigelow," cetus Stern. Bob Bigelow, seorang pengusaha asal Amerika Serikat, kini tengah mengembangkan stasiun luar angkasa komersial di bawah bendera Bigelow Aerospace.
Stern menuturkan, selain stasiun luar angkasa, masih banyak kesempatan yang ada. Manusia bisa mengembangkan teknologi untuk menambang logam dari asteroid maupun mengekstrak air di Bulan untuk dijadikan bahan bakar roket hingga bisa dijual di stasiun pengisian bahan bakar di orbit Bumi.
Jika para pengusaha dan perusahaan melihat prospek n-bisnis antariksa, maka Whitesides mengatakan, "50 tahun lagi, saya berharap jutaan orang punya kesempatan berwisata ke luar angkasa dan ribuan hidup di sana. Terminal di Bulan dan Mars mungkin. Wisata ke Bulan masih mahal, namun dimungkinkan."
Lembaga Swasta
Swasta mungkin menjadikan penerbangan antariksa makin murah. Tapi, ketika hal itu terjadi, bagaimana dengan peran lembaga antariksa milik pemerintah yang kini mendominasi pengembangan teknologi penerbangan luar angkasa? Apakah mereka menjadi tidak berguna?
Doug Cooke, Associate Administrator Exploration Systems Mission Directorate NASA mengatakan, "Jika urusan yang lain bisa ditangani, maka kami bisa berkonsentrasi pada upaya eksplorasi dan penemuan baru. Sebab untuk tujuan itulah kami sebetulnya ada."
NASA telah melirik perusahaan swSpaceX untuk membantu menangani transportasi pengiriman astronot ke luar angkasa. Presiden Obama sendiri telah merancang misi antariksa yang lebih jauh, yakni ke asteroid pada tahun 2025 dan ke Mars pada tahun 2030. Di Mars, NASA bisa mencari bukti kehidupan dan keberadaan mikroba.
Untuk mencapai planet merah, perjalanan ke Bulan dan asteroid mungkin akan dilakukan dahulu. Perjalanan ke salah satu bulannya Mars, Phobos, mungkin juga menjadi salah satu langkah perantara yang potensial. Diharapkan, perjalanan itu bisa membantu 'memetakan' jalan ke Mars.
Sebagai lembaga antariksa, kini NASA tengah mengembangkan kemampuan untuk terbang lebih jauh dari orbit rendah Bumi. NASA juga tengah mengembangkan kendaraan luar angkasa yang lebih besar untuk mengakomodasi kru dalam perjalanan selama 6 bulan ke Mars.
Cooke mengatakan, tantangannya adalah kendaraan heavy-lift. Wahana setara dengan stasiun luar angkasa internasional harus dibangun lagi untuk sampai di Mars. Sistem pendaratan juga mesti dikembangkan. "Kita mungkin akan mengupayakan secara internasional hingga menguntungkan dunia," kata Cooke.
Sementara, bagi lembaga penerbangan komersial, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah keselamatan. Faktor kecelakaan harus seminim mungkin sehingga bisa diterima.
Jika seluruh hal berjalan mulus, maka 50 tahun kemudian, manusia bisa mendobrak batasannya, membangun peradaban di luar Bumi. Pada 12 April 2061, masyarakat akan lebih menghargai jasa dan keberanian Gagarin dan langkah perubahan yang dibuat saat ini.
Sumber :
Editor :
Tri Wahono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar