Kamis, 15 Agustus 2013

10 Cara Memaksimalkan Fotografi Lansekap Anda

10 Cara Memaksimalkan Fotografi Lansekap Anda

Fotografi travel rasanya kurang lengkap tanpa lansekap. Dan itu sebabnya, sebaiknya Anda mengulik teknik yang bisa memaksimalkan fotografi lansekap Anda.

#1 Teliti lokasi yang hendak Anda potret
Ketika bicara fortografi lansekap, maka melakukan survey atau meneliti lokasi yang hendak menjadi objek fotografi adalah krusial. Jika Anda pernah melihat hasil fotografi lansekap yang memukau hingga membuat Anda menahan napas, maka kebanyakan dari karya-karya tersebut tidaklah dibuat secara tidak sengaja. Kebanyakan karya seperti itu dibuat dengan perencanaan matang, dengan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Mulailah perencanaan sejak Anda di rumah. Cek di Google kapankah waktu yang tepat untuk berkunjung ke tempat tersebut, atau bahkan gunakan Google Earth untuk melihat medannya. Anda akan mendapat sedikit gambaran lansekap di sana, dan apa yang mungkin Anda lakukan.

Dan ketika Anda tiba di lokasi, jangan enggan untuk menyisir lokasi. Dengan melakukannya, Anda bisa memikirkan komposisi seperti apa yang paling kuat untuk fotografi lansekap Anda. Selain itu, Anda juga berpeluang menemukan objek-objek serta angle lain yang mungkin tak kalah menarik. Jika memungkinkan, datanglah untuk survey sehari sebelum pemotretan. Satu hal perlu menjadi catatan: perkirakan posisi matahari pada jam di mana Anda hendak memotet (ingat ‘golden hour’?). Jika sudah bicara fotografi lansekap, berdoa agar mendapat sinar matahari yang baik adalah kewajaran.

#2 Gunakan tripod
Banyak orang meremehkan betapa pentingnya tripod. Ia memang merepotkan dari sisi mobilitas, tapi fotografi lansekap Anda akan lebih maksimal dengannya. Tahukah Anda bahwa karya-karya terbaik fotografi lansekap diambil ketika cahaya sedang redup, dengan diafragma kecil dan shutter speed lambat? Itu artinya kehadiran sebuah tripod adalah esensial.

#3 Latar depan menarik
Memberikan latar depan (foreground) pada sebuah foto lansekap akan membuatnya tampak berbeda dengan foto-foto kebanyakan. ‘Taruh’ batu-batuan, bunga, air, atau apapun yang dapat menyuntikkan aksen pada foto Anda. Hal yang cukup penting seputar ini adalah bagaimana ‘mengarahkan’ mata penikmat foto dengan baik.

#4 Maksimalkan ruang tajam (depth of field)
Dalam banyak situasi, fotografi lansekap menuntut Anda menggunakan diafragma kecil untuk mendapatkan ruang tajam yang luas, sehingga seluruh foto menjadi tajam. Pun demikian, pada beberapa kasus, foto Anda akan lebih maksimal dengan efek bokeh dari ruang tajam yang sempit. Naluri ini yang mesti Anda latih.

#5 Cek horison
Banyak fotografer terpesona dengan pemandangan di depan mereka, dan tiba-tiba, garis horison pada foto menjadi miring. Jika ini terjadi pada Anda, ulangi saja mengambil gambar. Ini lebih baik ketimbang membetulkannya via perangkat lunak di komputer. Selain memakan lebih banyak waktu, memperbaiki horison dengan komputer akan merusak piksel foto.

#6 Menunggu cahaya yang tepat
Sabar adalah kunci dalam memaksimalkan fotografi lansekap Anda. Meski tampak remeh, banyak fotografer gagal dan terburu-buru – terutama jika jadwal mereka padat. Anda bisa jadi memiliki teknik yang mumpuni, komposisi yang kuat, tapi foto Anda takkan bagus tanpa dukungan cahaya yang tepat. Itu sebabnya Ana mesti memahami berbagai macam tipe cahaya dan bagaimana ia memengaruhi foto Anda. Apakah bayangan itu memberikan dimensi dan tekstur yang bagus pada foto? Apakah cahaya itu membuat gambar awan menjadi dramatis atau dinamis? Tanyakan pertanyaan ini pada diri Anda.

#7 Skala
Anda pasti tahu rasanya berada di depan pemandangan yang indah. Kemegahannya, kebesarannya, keunikannya. Akan tetapi, persoalannya adalah bagaimana mentransfer perasaan itu pada orang lain. Cara yang cukup efektif untuk melakukan ini adalah menggunakan skala. Masukkan gambar manusia yang sedang berjalan pada foto gurun pasir Anda. Orang akan mengenali objek tersebut dan mulai mengeksplorasi foto Anda lebih dalam.

#8 Bracketing
Memaksimalkan fotografi lansekap Anda bisa juga dengan melakukan bracketing dengan pencahayaan berbeda. Efeknya adalah dynamic range pada foto menjadi lebih kaya. Foto yang diambil ketika fajar menyingsing biasanya tidak memiliki pencahayaan merata. Langit akan terang benderang, namun tanah akan gelap. Mata manusia mungkin bisa mengkompensasi soal ini, tapi tidak demikian dengan sensor kamera. Oleh karena itu, ambil dua foto dengan pencahayaan berbeda. Anda bisa menggabungkan keduanya dengan bantuan perangkat lunak.

#9 Matikan image stabilizer
Fitur semacam ini dibuat untuk mengurangi getaran yang timbul akibat ketidakstabilan tangan Anda. Ia bekerja dengan cara mengkompensasi getaran yang muncul pada saat memotret. Ini berguna ketika Anda memotet dengan tangan. Tapi sejak Anda menggunakan tripod, fitur ini justru bisa mengurangi fokus/ketajaman gambar.

#10 Pakai remote shutter release atau fitur timer
Intinya, dalam fotografi lansekap, Anda tidak menginginkan getaran sekecil apapun dalam foto Anda. Dan ini termasuk getaran yang timbul ketika Anda memencet tombol shutter. Gunakan remote shutter release atau fitur timer pada kamera untuk mengeliminasi segala bentuk guncangan. (Bayu Maitra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar