Fotografi travel
rasanya kurang lengkap tanpa lansekap. Dan itu sebabnya, sebaiknya Anda
mengulik teknik yang bisa memaksimalkan fotografi lansekap Anda.
#1 Teliti lokasi yang hendak Anda potret
Ketika
bicara fortografi lansekap, maka melakukan survey atau meneliti lokasi
yang hendak menjadi objek fotografi adalah krusial. Jika Anda pernah
melihat hasil fotografi lansekap yang memukau hingga membuat Anda
menahan napas, maka kebanyakan dari karya-karya tersebut tidaklah dibuat
secara tidak sengaja. Kebanyakan karya seperti itu dibuat dengan
perencanaan matang, dengan berada di tempat yang tepat pada waktu yang
tepat.
Mulailah perencanaan sejak Anda di
rumah. Cek di Google kapankah waktu yang tepat untuk berkunjung ke
tempat tersebut, atau bahkan gunakan Google Earth untuk melihat
medannya. Anda akan mendapat sedikit gambaran lansekap di sana, dan apa
yang mungkin Anda lakukan.
Dan ketika Anda tiba
di lokasi, jangan enggan untuk menyisir lokasi. Dengan melakukannya,
Anda bisa memikirkan komposisi seperti apa yang paling kuat untuk
fotografi lansekap Anda. Selain itu, Anda juga berpeluang menemukan
objek-objek serta angle lain yang mungkin tak kalah menarik. Jika
memungkinkan, datanglah untuk survey sehari sebelum pemotretan. Satu
hal perlu menjadi catatan: perkirakan posisi matahari pada jam di mana
Anda hendak memotet (ingat ‘golden hour’?). Jika sudah bicara fotografi lansekap, berdoa agar mendapat sinar matahari yang baik adalah kewajaran.
#2 Gunakan tripod
Banyak
orang meremehkan betapa pentingnya tripod. Ia memang merepotkan dari
sisi mobilitas, tapi fotografi lansekap Anda akan lebih maksimal
dengannya. Tahukah Anda bahwa karya-karya terbaik fotografi lansekap
diambil ketika cahaya sedang redup, dengan diafragma kecil dan shutter speed lambat? Itu artinya kehadiran sebuah tripod adalah esensial.
#3 Latar depan menarik
Memberikan latar depan (foreground)
pada sebuah foto lansekap akan membuatnya tampak berbeda dengan
foto-foto kebanyakan. ‘Taruh’ batu-batuan, bunga, air, atau apapun yang
dapat menyuntikkan aksen pada foto Anda. Hal yang cukup penting seputar
ini adalah bagaimana ‘mengarahkan’ mata penikmat foto dengan baik.
#4 Maksimalkan ruang tajam (depth of field)
Dalam
banyak situasi, fotografi lansekap menuntut Anda menggunakan diafragma
kecil untuk mendapatkan ruang tajam yang luas, sehingga seluruh foto
menjadi tajam. Pun demikian, pada beberapa kasus, foto Anda akan lebih
maksimal dengan efek bokeh dari ruang tajam yang sempit. Naluri ini yang
mesti Anda latih.
#5 Cek horison
Banyak
fotografer terpesona dengan pemandangan di depan mereka, dan tiba-tiba,
garis horison pada foto menjadi miring. Jika ini terjadi pada Anda,
ulangi saja mengambil gambar. Ini lebih baik ketimbang membetulkannya
via perangkat lunak di komputer. Selain memakan lebih banyak waktu,
memperbaiki horison dengan komputer akan merusak piksel foto.
#6 Menunggu cahaya yang tepat
Sabar
adalah kunci dalam memaksimalkan fotografi lansekap Anda. Meski tampak
remeh, banyak fotografer gagal dan terburu-buru – terutama jika jadwal
mereka padat. Anda bisa jadi memiliki teknik yang mumpuni, komposisi
yang kuat, tapi foto Anda takkan bagus tanpa dukungan cahaya yang tepat.
Itu sebabnya Ana mesti memahami berbagai macam tipe cahaya dan
bagaimana ia memengaruhi foto Anda. Apakah bayangan itu memberikan
dimensi dan tekstur yang bagus pada foto? Apakah cahaya itu membuat
gambar awan menjadi dramatis atau dinamis? Tanyakan pertanyaan ini pada
diri Anda.
#7 Skala
Anda pasti
tahu rasanya berada di depan pemandangan yang indah. Kemegahannya,
kebesarannya, keunikannya. Akan tetapi, persoalannya adalah bagaimana
mentransfer perasaan itu pada orang lain. Cara yang cukup efektif untuk
melakukan ini adalah menggunakan skala. Masukkan gambar manusia yang
sedang berjalan pada foto gurun pasir Anda. Orang akan mengenali objek
tersebut dan mulai mengeksplorasi foto Anda lebih dalam.
#8 Bracketing
Memaksimalkan fotografi lansekap Anda bisa juga dengan melakukan bracketing dengan pencahayaan berbeda. Efeknya adalah dynamic range
pada foto menjadi lebih kaya. Foto yang diambil ketika fajar
menyingsing biasanya tidak memiliki pencahayaan merata. Langit akan
terang benderang, namun tanah akan gelap. Mata manusia mungkin bisa
mengkompensasi soal ini, tapi tidak demikian dengan sensor kamera. Oleh
karena itu, ambil dua foto dengan pencahayaan berbeda. Anda bisa
menggabungkan keduanya dengan bantuan perangkat lunak.
#9 Matikan image stabilizer
Fitur
semacam ini dibuat untuk mengurangi getaran yang timbul akibat
ketidakstabilan tangan Anda. Ia bekerja dengan cara mengkompensasi
getaran yang muncul pada saat memotret. Ini berguna ketika Anda memotet
dengan tangan. Tapi sejak Anda menggunakan tripod, fitur ini justru bisa
mengurangi fokus/ketajaman gambar.
#10 Pakai remote shutter release atau fitur timer
Intinya,
dalam fotografi lansekap, Anda tidak menginginkan getaran sekecil
apapun dalam foto Anda. Dan ini termasuk getaran yang timbul ketika Anda
memencet tombol shutter. Gunakan remote shutter release atau fitur timer pada kamera untuk mengeliminasi segala bentuk guncangan. (Bayu Maitra)