Rabu, 12 Juni 2013

Hikayat, Ragam dan Manfaat Teh Oolong

Manfaat teh oolong telah diketahui sejak lama. Namun, ketika Lu Yu, seorang Cina, menulis buku teh pertama pada abad ketujuh, ia mungkin tak menyangka ada beragam manfaat lain seperti berikut ini.

Perjalanan teh oolong hingga kini memang terbilang panjang. Teh oolong dipercaya mulai dikenal pada zaman dinasti Tang (618-907) di daerah Beiyun, Phoenix Mountain, di Fujian, Cina. Oleh karenanya, ia kerap disebut the Beiyun. Namun, pada perkembangannya, teh oolong juga dikenal orang sebagai “tribute tea”, karena pada zaman dinasti Song (960-1279), teh tersebut seringkali dijadikan persembahan terhadap kaisar Cina.

Melompat ke depan, pada abad ke 18, para produsen teh di Anxi, Fujian, turut memperkenalkan teh tersebut ke Taiwan. Kedua daerah tersebut (Cina Selatan dan Taiwan) hingga kini dikenal sebagai penghasil teh oolong ternama. Tetapi, apa sesungguhnya perbedaan teh oolong dengan lainnya?

Teh oolong merupakan teh yang dalam pembuatannya mengalami oksidasi sebagian. Untuk menghasilkan teh oolong, daun teh dilayukan dengan cara dijemur atau diangin-angin, kemudian diayak agar daun teh mengalami oksidasi sesuai dengan tingkatan yang diinginkan. Teh yang telah selesai dioksidasi lantas dikeringkan, kemudian diproses hingga memiliki bentuk yang khas, yaitu seperti daun terpilin. Proses terakhir adalah pengeringan kembali. Hal itu dilakukan untuk memastikan daun benar-benar kering dan tidak ada lagi oksidasi yang terjadi.

Bicara soal ragam teh oolong, ia bisa dibagi-bagi menurut beberapa parameter. Misalnya, menurut kadar oksidasi. Teh oolong memiliki empat kategori berdasar tingkat oksidasi, yaitu 5-15 persen, 20-30 persen, 30-40 persen, dan 60-70 persen. Semakin tinggi tingkat oksidasi, semakin gelap warna teh-nya.

Lain lagi jika kita bicara ragam teh oolong yang populer. Beberapa teh oolong memiliki popularitas yang mencuat di antara yang lainnya. Misalnya, Tie Kuan Yin yang terkenal di Fujian, Guangdong, dan Hongkong. Atau, Monkey Picked Oolong, yang dulunya merupakan teh yang untuk pengolahannya menggunakan daun yang dipetik oleh kera. Kini, sebutan Monkey Picked Oolong mengacu pada Tie Kuan Yin berkualitas tinggi. Beberapa ragam teh oolong lain yang cukup terkenal adalah Wuyi oolong dari pegunungan Wuyi, Danchong dari provinsi Guangdong, Taiwan oolong, serta Oriental Beauty yang diolah dari daun teh yang telah digigit sejenis wereng hijau.

Lantas apa manfaat teh oolong bagi tubuh manusia? Dalam materi presentasinya saat peluncuran produk Mytea, Emilia Achmadi MS., RD., ahli nutrisi, menunjukkan bahwa secara umum, kandungan yang terdapat dalam secangkir teh oolong memiliki beragam manfaat. Hal tersebut meliputi antioksidan polifenol, menenangkan syaraf, menghambat emulsifikasi lemak, menangkan kontraksi dan melindungi pencernaan, hingga meningkatkan metabolisme. Namun, bagaimana cara bijak mengkonsumsi teh oolong?

Teh oolong, seperti juga teh lainnya, baiknya dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang, 2-3 cangkir per hari dan dibarengi dengan mengkonsumsi air putih. Segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik bagi tubuh, kan? (Bayu Maitra) RDI:12062013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar